Sakura Snow In The Summer Night

Music brought you to the place you never been before.. - ADP -

"Kesalahanmu menghilang, namun kesalku menumpuk..."

Iya.. itu yg saat ini kupikirkan..
Setiap kali kata-katamu menyakiti hati ku, rasanya aku ingin langsung melupakan kesalahanmu, aku ingin segera memaafkanmu.. agar hatiku tdk terluka lebih jauh.. agar aku tidak mengotori hatiku dengan amarah dan kebencian.. tapi ternyata aku salah.. aku memang melupakan kejadian dan kesalahanmu, tapi kesalku justru menumpuk dalam hatiku yang terdalam.. tanpa ingat apa yang telah kau lakukan sampai aku sekesal ini, rasa kesal itu sendiri mengendap sempurna dalam hatiku..

Aku sempat berpikir.. mungkin kau juga merasakan yang aku rasakan.. mungkin kau kecewa padaku yang tidak sesuai ekspektasimu menjadi pendamping yg kau harapkan.. itulah sebab komunikasi kita tak lancar.. kau kesal karena aku tak sesuai harapanmu, kau tunjukkan dengan kata-katamu yg menyakitkan padaku.. aku sakit hati karena disisi lain telah berusaha yg terbaik untukmu tapi tetap tak bisa memuaskanmu.. aku menjadi kecewa padamu dan diriku sendiri karena tidak bisa memberi keseimbangan dalam rumah tangga kita.. tapi aku tidak ingin suasana menjadi semakin buruk, karena aku tau, hatiku tidak akan kuat, apalagi jika nanti berimbas pada buah hati yg sangat aku cintai.. jadi aku mengalah.. mencoba meraihmu kembali, melupakan kesalahanmu.. tapi ternyata hatiku tdk bisa lupa dengan rasa sakit yg kau sebabkan.. seakan terhipnotis, ingatanku memudar, tapi hatiku terasa sangat berat.. 

Maafkan aku..
Aku terus menumpuk rasa kesal dihatiku karena tidak berani mengungkapkan nya padamu.. aku terlalu takut akan lebih tersakiti jika kau tau betapa aku kecewa, lalu kau tak terima dan lebih menyakitiku.. aku takut lebih tersakiti saat aku mengungkapkan kekecewaan yang aku rasakan, dan ternyata kau pun mengungkapkan betapa kau tak menyukaiku.. aku takut semua yg tak bisa kutahan akan menyakiti buah hati yg paling aku cintai.. karena itu aku menahan semuanya.. aku menelan semua kepahitan yang kau berikan, entah sampai kapan aku bisa bertahan sampai akhirnya meledak atau membawanya mati bersamaku nanti.. dan harus kau tau, semuanya demi buah hati yang paling aku cintai..

Aku seorang wanita..
Tidak jauh berbeda dari wanita lainnya dengan otak yang sangat cemerlang sekalipun.. wanita punya hati yang jauh lebih sensitif dari yang kalian bayangkan..

Saya termasuk orang yang senang berkawan. Saya senang ketika berkumpul bersama kawan dan saling betukar pikiran dan pengalaman satu sama lain. Saya paling senang dengan kawan yang senang berbagi ilmu. Tapi apakah bagi saya sebenarnya membangun pertemanan itu mudah? Oh, tidak.. mungkin saya terlihat seperti orang yang supel. Namun supel itu butuh usaha yang extra. Sejak dulu, entah kenapa ketika orang lain pertama kali berkenalan dengan saya, mereka akan menganggap saya orang yang sulit untuk didekati. Namun ketika mereka mulai mengenal saya, mereka akan mengakui kalau saya orang yang sangat ramah. Saya mendengar semua hal ini dari teman yang sekarang menjadi sahabat saya. Mereka mengakui bahwa mereka merasakan perasaan segan yang besar ketika pertama kali berkenalan dengan saya, saya nampak angkuh dan sulit dipahami di mata mereka, namun pada akhirnya sekarang mereka adalah sahabat terdekat saya....


Hal itu sempat menjadi motivasi bagi saya untuk mengubah kesan pertama ketika bertemu dengan kawan baru. Meskipun sulit membuat citra "mudah bergaul" sebelum benar-benar saling mengenal, namun ketika mulai berkenalan, saya mempersiapkan diri untuk terbuka terlebih dahulu, memperlihatkan bahwa "saya ingin mengenal dan berteman dengan anda". Usaha itu tentu saja tidak sepenuhnya berhasil. Tidak semua orang senang dengan keterbukaan pada pertemuan pertama. Saya pun sebenarnya hanya menunjukkan hal yang sewajarnya ditunjukkan saja. Saya hanya ingin membangun kesan yang baik saat pertemuan pertama. Dan pertemuan interpersonal seperti itu ternyata memberikan pelajaran yang luar biasa bagi saya. Begitu banyak macam respon yang saya terima, mulai dari keterbukaan yang amat lebar hingga ketertutupan yang rapat.

Saya masih ingat suatu momen ketika kelompok koas saya dikirim ke luar kota dan bertemu dengan kelompok koas dari universitas lain. Seperti biasanya, saya dan teman saya mengajak mereka berkenalan seperti teman koas dari universitas lainnya. Dan untuk pertama kalinya saya mendapat respon paling negatif. Dia hanya memberikan nama dan kemudian berkata ketus sambil berlalu. Iya, hal itu meninggalkan kesan bagi saya dan pelajaran untuk saling memahami manusia lainnya.

Jika ditanya, apakah sekarang saya banyak teman? Iya. Saya memiliki banyak sekali teman. Diantara teman saya juga saya banyak membangun koneksi yang bermanfaat. Diantara teman saya juga, saya memiliki sahabat yang betul-betul saya sayangi. Diantara mereka juga, saya memiliki teman yang hidupnya bertolak belakang 180° dari saya. Apakah semua teman saya dekat dengan saya? Tentu tidak. Saya pun punya teman yang oportunis, yang hanya datang ketika dia membutuhkan saya. Lantas apakah saya membencinya? Tidak, saya menghormatinya sebagai sesama manusia. Inti dari pertemanan yang saya jalin adalah apakah kita bisa saling memahami dan menghormati atau tidak. Saya memiliki banyak teman yang tidak satu frekuensi dengan saya, namun kami tetap berteman, karena kami memiliki aturan tak tertulis dalam hati kami untuk bisa saling memahami dan menghormati. Disitulah saya belajar, hubungan interpersonal yang sehat itu justru yang seperti ini.

Dari pemikiran tersebut, jelas bahwa saya adalah orang yang paling tidak suka jika pendapat saya tidak dianggap. Saya akan menganggap bahwa orang itu tidak berusaha memahami bahkan menghormati saya. 

"You are what you Eat"


Yang kau masukkan dalam tubuhmu dan pikiranmu, adalah apa dirimu yang sekarang.

Bukan hanya ditujukan untuk makanan yg masuk kedalam tubuh kita, tetapi juga pemikiran yg masuk dalam pikiran kita..

Jika kita memakan makanan yg jelas tidak baik untuk kesehatan, meskipun tubuh kita sehat dan bugar, lama kelamaan tubuh akan lelah dan terpengaruh oleh makanan buruk sehingga timbul penyakit pada tubuh kita.. 

Sama dengan otak manusia.. jika awalnya otak kita bersih dan sehat, namun lingkaran pertemanan atau hal2 sekitar kita yg kita amati berupa sesuatu toxic, maka lama kelamaan pemikiran kita pun akan terpengaruh..

Apakah hal itu bukan pilihan? Salah. Itu adalah sebuah pilihan yg jelas. Manusia diciptakan Tuhan dengan begitu sempurna hingga bisa menentukan jalan takdirnya sendiri (diluar takdir kekuasaan-Nya). Manusia dapat memilih memakan makanan yg baik atau kurang baik, menerima pemikiran yang baik atau tidak..

Namun mengapa sulit bagi mereka menerima segala hal yg baik padahal jelas nyata di hadapan mereka bahwa pilihan yg buruk akan sangat berbahaya untuk mereka?

Beberapa waktu yang lalu, saya membaca tulisan teman saya tentang wanita dan pernikahan yang sebenarnya sedikit menyelentik kehidupan saya juga sebagai seorang wanita. Tidak sedikit diantara kita yang masih bepikir bahwa pernikahan adalah akhir dari segalanya bukan? Maka dari itu saya punya ide untuk me-repost postingan teman saya ke dalam blog ini. Semoga bisa jadi bahan pertimbangan para pembaca semua :)

------------------------------------------------------------------------------------------------

Many of my friends are modern women. Whether they're married or single, they are smart, independent, and productive. They are problem solvers and don't rely on any man for daily bread.
During family gathering though, the single women would need to gear up with satisfying answers in case their eagerness to live an adventurous life is questioned by the conservative relatives who expect women to be married below 30.
Most of my friends are already numb enough to be bothered. "Wish me all the best", then fly away are the best reaction. But for some, the repetitive non-of-your-business questions could turn into unavoidable annoying pressure. It's like constantly stepping on a chewing gum when you're wearing your favourite pair of boots. So often it reaches the point where many modern women start to perceive family life as a career wrecker, passion killer, and travel opportunities destroyer.
My 2 cents for my friends, keep living life to the fullest and never stop believing in love. I believe everyone deserves good love no matter how dark our past was, or how impenetrable the fortress we've built. Good love will only happen if we realize that happiness is not the matter of achievements to show off, but it's the matter of forgiveness and letting go of our ego.
My 2 cents for the conservative relatives, please understand that marriage is not a life goal. We don't need to be married to be happy.
We choose marriage when we've decided that everything in our bucket list doesn't really matter anymore compared to joining forces with the love of our life to embrace new journey. In returns, marriage offers a different form (with equality exciting level) of happiness. And happiness is shaped by the way we perceive life, not by our marital status.
So cheers to all the modern women out there who are content and full of passion exploring everything life has to offer, whether you're single or married....

Sudah sekitar sebulan setelah dia mengutarakan perasaannya. Namun masih membekas di pikiranku semua kisah hari itu. Ah... setiap kali aku memikirkan semua itu, tanganku mulai bergetar. Apa yang terjadi pada diriku, aku pun tak mengerti. Hatiku masih bimbang memikirkan antara apa yang aku rasakan dan apa yang aku pikirkan. Telah kuputuskan untuk menutup diri untuk keduanya. Namun bagaimana jika aku tak sanggup untuk mengontrol diriku sendiri?

Telah aku pikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi. Telah aku perkirakan bahwa aku akan menyesali keputusan yang telah kubuat. Namun aku tidak sanggup untuk mengakuinya. Terlalu banyak beban di pikiranku untuk memutuskan segalanya. Terlalu banyak kepercayaan yang diberikan kepadaku untuk mengkhianati segalanya. Bukan karena hatiku memilih orang lain, namun karena beban yang kupikul memaksaku untuk memberi keputusan pahit kepadanya. Meskipun sebenarnya tak ingin aku kecewakan hatinya.

Teman.. sang teman lah yang pada awalnya menaruh hati padanya. Sang teman sangat menyukainya hingga aku pun sempat dijadikan bidikan karena mereka pikir ada sesuatu diantara aku dan dia. Aku tidak pernah sekalipun merasa bahwa ada sesuatu yang lebih antara aku dan dia, terlebih setelah sang teman mengatakan bahwa telah memendam perasaan khusus kepadanya. Aku membatasi perasaanku sendiri untuknya, tanpa sadar, ternyata dia sudah menyimpan perasaan terhadapku. Oh... sungguh bodoh, pikirku. Bagaikan berada di ujung tombak sang penjagal diatas samudra. Jika ingin lolos dari sang penjagal, aku harus mati diterpa ombak. Namun jika tidak ingin mati tenggelam, aku harus rela tertusuk tombak sang penjagal.

Maka aku putuskan untuk mengambil belati di tanganku dan menghujamkannya ke jantungku sendiri. Biarkan lautan tenang tanpa jasadku didalamnya, biarkan tombak sang penjagal bersih tanpa darahku.

Maafkan aku karena tak bisa berikan apa yang kau harapkan. Bagiku, kau berarti lebih. Namun saat ini, biarkan waktu yang menjawab apakah kita akan bersama di kemudian hari, ataukah ada jalan yang lebih baik untuk kita. Tentang hari itu, akan selalu ku kenang sebagai memori yang sangat indah. Aku berjanji, keindahannya akan selalu membuatku tersenyum setiap kali aku mengenangnya.

Mawar merah... bagaikan darah yang mengalir dari belati yang kuhujamkan ke jantungku..

It's sad when you're alone, abandoned by all happiness that you crave for..
The light that you want to possess so bad, you cannot reach it, nor touch it..
The mind that brought you to a conclusion that you hate, feels like wanna burn it..

Can't even write a poem...... 
Can't even cook my fav....
you blind me with your whole...

Do you know what it feels like to crave for something that you hardly can get?
How it feels like to fall on something that is never belongs to you?
that is never ever meant for you?

it is funny when people say "just leave it" or "come on, don't give up"..
like hell they know what it feels like to be in this body..

Do you think I want to live in this body?
In this situation?
In times like this?
Why can't I woke up as a Billionaire's daughter?

cuz no.... That's not me..
I admit, I'm sad... and I'm not alone.. maybe you sad too...
but can't we please be just 'mature' (if you know what I mean) ?
does silence solve it all? does rage solve it all?

cuz sometimes, between sadness and madness...we don't know it too...

"for all best companion, who had completely turn my heart from disbelieving, brought me light of hope, to believe that love is still exist.."


When I was younger I saw my daddy cry
And curse at the wind.
He broke his own heart and I watched
As he tried to reassemble it.

And my momma swore
That she would never let herself forget.
And that was the day that I promised
I'd never sing of love if it does not exist.

But darling,
You are the only exception.
You are the only exception.
You are the only exception.
You are the only exception.

Maybe I know somewhere deep in my soul
That love never lasts.
And we've got to find other ways to make it alone.
Or keep a straight face.

And I've always lived like this
Keeping a comfortable distance.
And up until now I have sworn to myself
That I'm content with loneliness.

Because none of it was ever worth the risk.

Well you are the only exception.
You are the only exception.
You are the only exception.
You are the only exception.

I've got a tight grip on reality,
But I can't let go of what's in front of me here.
I know you're leaving in the morning when you wake up.
Leave me with some kind of proof it's not a dream.
Oh-oh-oh-ohhh.

You are the only exception. [4x]

You are the only exception. [4x]

And I'm on my way to believing.
Oh, and I'm on my way to believing.

About this blog

Mengenai Saya

Foto Saya
halo..! saya Dyas.. saya suka menulis apa yang terlintas dalam pikiran saya. Mostly, saya menulis curhatan, tapi kadang juga saya senang menulis cerita. jadi kalau berkenan membaca tulisan saya, dengan senang hati saya persilakan~
Diberdayakan oleh Blogger.