Saya termasuk orang yang senang berkawan. Saya senang ketika berkumpul bersama kawan dan saling betukar pikiran dan pengalaman satu sama lain. Saya paling senang dengan kawan yang senang berbagi ilmu. Tapi apakah bagi saya sebenarnya membangun pertemanan itu mudah? Oh, tidak.. mungkin saya terlihat seperti orang yang supel. Namun supel itu butuh usaha yang extra. Sejak dulu, entah kenapa ketika orang lain pertama kali berkenalan dengan saya, mereka akan menganggap saya orang yang sulit untuk didekati. Namun ketika mereka mulai mengenal saya, mereka akan mengakui kalau saya orang yang sangat ramah. Saya mendengar semua hal ini dari teman yang sekarang menjadi sahabat saya. Mereka mengakui bahwa mereka merasakan perasaan segan yang besar ketika pertama kali berkenalan dengan saya, saya nampak angkuh dan sulit dipahami di mata mereka, namun pada akhirnya sekarang mereka adalah sahabat terdekat saya....
"You are what you Eat"
Beberapa waktu yang lalu, saya membaca tulisan teman saya tentang wanita dan pernikahan yang sebenarnya sedikit menyelentik kehidupan saya juga sebagai seorang wanita. Tidak sedikit diantara kita yang masih bepikir bahwa pernikahan adalah akhir dari segalanya bukan? Maka dari itu saya punya ide untuk me-repost postingan teman saya ke dalam blog ini. Semoga bisa jadi bahan pertimbangan para pembaca semua :)
------------------------------------------------------------------------------------------------
Many of my friends are modern women. Whether they're married or single, they are smart, independent, and productive. They are problem solvers and don't rely on any man for daily bread.
During family gathering though, the single women would need to gear up with satisfying answers in case their eagerness to live an adventurous life is questioned by the conservative relatives who expect women to be married below 30.
Most of my friends are already numb enough to be bothered. "Wish me all the best", then fly away are the best reaction. But for some, the repetitive non-of-your-business questions could turn into unavoidable annoying pressure. It's like constantly stepping on a chewing gum when you're wearing your favourite pair of boots. So often it reaches the point where many modern women start to perceive family life as a career wrecker, passion killer, and travel opportunities destroyer.
My 2 cents for my friends, keep living life to the fullest and never stop believing in love. I believe everyone deserves good love no matter how dark our past was, or how impenetrable the fortress we've built. Good love will only happen if we realize that happiness is not the matter of achievements to show off, but it's the matter of forgiveness and letting go of our ego.
My 2 cents for the conservative relatives, please understand that marriage is not a life goal. We don't need to be married to be happy.
We choose marriage when we've decided that everything in our bucket list doesn't really matter anymore compared to joining forces with the love of our life to embrace new journey. In returns, marriage offers a different form (with equality exciting level) of happiness. And happiness is shaped by the way we perceive life, not by our marital status.
So cheers to all the modern women out there who are content and full of passion exploring everything life has to offer, whether you're single or married....
Sudah sekitar sebulan setelah dia mengutarakan perasaannya. Namun masih membekas di pikiranku semua kisah hari itu. Ah... setiap kali aku memikirkan semua itu, tanganku mulai bergetar. Apa yang terjadi pada diriku, aku pun tak mengerti. Hatiku masih bimbang memikirkan antara apa yang aku rasakan dan apa yang aku pikirkan. Telah kuputuskan untuk menutup diri untuk keduanya. Namun bagaimana jika aku tak sanggup untuk mengontrol diriku sendiri?
Telah aku pikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi. Telah aku perkirakan bahwa aku akan menyesali keputusan yang telah kubuat. Namun aku tidak sanggup untuk mengakuinya. Terlalu banyak beban di pikiranku untuk memutuskan segalanya. Terlalu banyak kepercayaan yang diberikan kepadaku untuk mengkhianati segalanya. Bukan karena hatiku memilih orang lain, namun karena beban yang kupikul memaksaku untuk memberi keputusan pahit kepadanya. Meskipun sebenarnya tak ingin aku kecewakan hatinya.
Teman.. sang teman lah yang pada awalnya menaruh hati padanya. Sang teman sangat menyukainya hingga aku pun sempat dijadikan bidikan karena mereka pikir ada sesuatu diantara aku dan dia. Aku tidak pernah sekalipun merasa bahwa ada sesuatu yang lebih antara aku dan dia, terlebih setelah sang teman mengatakan bahwa telah memendam perasaan khusus kepadanya. Aku membatasi perasaanku sendiri untuknya, tanpa sadar, ternyata dia sudah menyimpan perasaan terhadapku. Oh... sungguh bodoh, pikirku. Bagaikan berada di ujung tombak sang penjagal diatas samudra. Jika ingin lolos dari sang penjagal, aku harus mati diterpa ombak. Namun jika tidak ingin mati tenggelam, aku harus rela tertusuk tombak sang penjagal.
Maka aku putuskan untuk mengambil belati di tanganku dan menghujamkannya ke jantungku sendiri. Biarkan lautan tenang tanpa jasadku didalamnya, biarkan tombak sang penjagal bersih tanpa darahku.
Maafkan aku karena tak bisa berikan apa yang kau harapkan. Bagiku, kau berarti lebih. Namun saat ini, biarkan waktu yang menjawab apakah kita akan bersama di kemudian hari, ataukah ada jalan yang lebih baik untuk kita. Tentang hari itu, akan selalu ku kenang sebagai memori yang sangat indah. Aku berjanji, keindahannya akan selalu membuatku tersenyum setiap kali aku mengenangnya.
Mawar merah... bagaikan darah yang mengalir dari belati yang kuhujamkan ke jantungku..
It's sad when you're alone, abandoned by all happiness that you crave for..
The light that you want to possess so bad, you cannot reach it, nor touch it..
The mind that brought you to a conclusion that you hate, feels like wanna burn it..
Can't even write a poem......
Can't even cook my fav....
you blind me with your whole...
Do you know what it feels like to crave for something that you hardly can get?
How it feels like to fall on something that is never belongs to you?
that is never ever meant for you?
it is funny when people say "just leave it" or "come on, don't give up"..
like hell they know what it feels like to be in this body..
Do you think I want to live in this body?
In this situation?
In times like this?
Why can't I woke up as a Billionaire's daughter?
cuz no.... That's not me..
I admit, I'm sad... and I'm not alone.. maybe you sad too...
but can't we please be just 'mature' (if you know what I mean) ?
does silence solve it all? does rage solve it all?
cuz sometimes, between sadness and madness...we don't know it too...
"for all best companion, who had completely turn my heart from disbelieving, brought me light of hope, to believe that love is still exist.."
When I was younger I saw my daddy cry
And curse at the wind.
He broke his own heart and I watched
As he tried to reassemble it.
And my momma swore
That she would never let herself forget.
And that was the day that I promised
I'd never sing of love if it does not exist.
But darling,
You are the only exception.
You are the only exception.
You are the only exception.
You are the only exception.
Maybe I know somewhere deep in my soul
That love never lasts.
And we've got to find other ways to make it alone.
Or keep a straight face.
And I've always lived like this
Keeping a comfortable distance.
And up until now I have sworn to myself
That I'm content with loneliness.
Because none of it was ever worth the risk.
Well you are the only exception.
You are the only exception.
You are the only exception.
You are the only exception.
I've got a tight grip on reality,
But I can't let go of what's in front of me here.
I know you're leaving in the morning when you wake up.
Leave me with some kind of proof it's not a dream.
Oh-oh-oh-ohhh.
You are the only exception. [4x]
You are the only exception. [4x]
And I'm on my way to believing.
Oh, and I'm on my way to believing.